Minggu, 30 Januari 2022

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 November 2012 (Bgn 5)

 


Dalam memberi ceramah, tidak boleh salah menyampaikannya. Seperti yang diucapkan oleh praktisi zaman dulu sebagai, “Salah menyampaikan satu aksara saja, selama 500 masa kelahiran jatuh menjadi rubah liar”, ini berkaitan dengan kisah tentang Master Baizhang.

 

Zaman dulu ada seorang Bhiksu penceramah yang memiliki keterampilan melatih diri, hanya karena tidak hati-hati sehingga salah mengucapkan satu aksara, ini dikarenakan kebijaksanaan yang tidak mencukupi, sehingga jatuh menjadi rubah selama 500 kali kelahiran.

 

Rubah ini pada masa kehidupan lampau merupakan seorang Bhiksu penceramah, berjodoh dengan Master Baizhang, sehingga memohon pelimpahan jasa.

 

Kala itu dia menyampaikan ceramah tentang Hukum Sebab Akibat, usai ceramah ada orang yang mengajukan pertanyaan, yakni apakah seorang praktisi agung masih mengalami Hukum Sebab Akibat?

 

Dia menjawab, “Tidak mengalami Hukum Sebab Akibat”, di sinilah letak kesalahannya, sehingga jatuh ke Alam Binatang menjadi rubah liar selama 500 masa kehidupan.

 

Pada satu masa kehidupan terakhirnya, dia bertemu dengan Master Baizhang, dia memohon pertolongan pada Master Baizhang. Master Baizhang mengetahui bahwa lansia itu adalah siluman rubah, setiap harinya lansia ini hadir mendengar ceramahnya.

 

Master Baizhang memberitahukan padanya, esok ketika saya memberikan ceramah, anda mengulangi pertanyaan yang sama seperti yang pernah diajukan kepada dirimu tempo dulu.

 

Keesokan harinya, ketika Master Baizhang berceramah, lansia itu mengajukan pertanyaan, apakah praktisi agung masih mengalami Hukum Sebab Akibat?

 

Master Baizhang menjawab, masih mengalami Hukum Karma, hanya saja terhadap Hukum Karma, mereka memahaminya dengan jelas dan dimengerti. 

 

Begitu pulang ke rumah, lansia ini meninggal dunia. Keesokan paginya, Master Baizhang membawa beberapa orang muridnya memeriksa ke bukit belakang, rubah ini telah meninggal.

 

Mereka lalu menguburnya, mengikuti tradisi kremasi seorang Bhiksu, juga mendirikan sebuah stupa kecil. Akhirnya rubah ini berhasil terbebas dari Alam Binatang.

 

Hanya karena satu aksara, tidak mengalami Hukum Sebab Akibat. Inilah kesalahannya. Sedangkan jawaban Master Baizhang adalah masih mengalami Hukum Karma, namun terhadap Hukum Karma, mereka memahaminya dengan jelas dan dimengerti.

 

Hal ini menjelaskan pada kita bahwa tidak boleh sembarangan menyampaikan ceramah, menjelaskan sebatas dengan pengetahuan yang dimiliki, kalau tidak tahu yah mengaku saja tidak tahu, bagian yang tidak tahu boleh dibaca teks aslinya dan tidak perlu dijelaskan, kalau salah menjelaskannya malah jadi masalah besar.

 

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 November 2012

 

Kisah Master Baizhang dan rubah :

https://tekadagung2.blogspot.com/2019/06/kutipan-ceramah-master-chin-kung-8.html

 

 

講經亦如是,不能把經講錯。古德有所謂,「錯下一個字的轉語,墮五百世野狐身」,百丈禪師的故事。講錯一個字,真有功夫,只是不謹慎說錯一個字,這就是智慧不到,墮個狐狸身五百世。那個狐狸過去生是講經的法師,跟百丈法師有緣,請他超度。也說的是一句因果的事情,有人向他請教,問他一個問題,大修行人還落不落因果?他回答是「不落因果」,就錯在這裡,這墮五百世野狐身。最後這一生的時候遇到百丈大師,向百丈法師求救。百丈法師知道,知道牠是狐狸精,每天講經牠都來聽,求百丈大師超拔牠。大師就告訴,明天我上堂說法,你把從前問你那個人的話,你照原話提出來問我。第二天來了,百丈上堂說法,牠提問,大修行人還落不落因果?百丈只給牠改一個字,大修行人「不昧因果」。牠回去就往生了。第二天一早,百丈大師帶了幾個學生到後山去看,這狐狸死了。來幫牠處理後事,把牠埋葬,照出家人給牠荼毘,就是給牠火化,也造了個小塔。這是狐狸,他脫離狐狸身了。

 

就一個字,不落是什麼?沒有因果。不昧是什麼?因果清清楚楚,你自己很清楚、分明,不是沒有因果,還是有。就一個字,這是說講經不能隨便講,知之為知之,不知為不知,不清楚的地方念過就可以,不用加以解釋,解釋錯了可麻煩了。

 

文摘恭錄二零一二淨土大經科註  (第二十四集)  2012/11/20  香港佛陀教育協會  檔名:02-040-0024

 

 

 

 

 

Tidak boleh sembarangan menyampaikan ceramah, menjelaskan sebatas dengan pengetahuan yang dimiliki, kalau tidak tahu yah mengaku saja tidak tahu, bagian yang tidak tahu boleh dibaca teks aslinya dan tidak perlu dijelaskan, kalau salah menjelaskannya malah jadi masalah besar.

 

Masa kini kita juga tidak memiliki kemampuan begini lagi, maka itu Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) menganjurkan kami supaya menceramahkan “Penjelasan Sutra” saja, jadi kalau terdapat kesalahan, maka si penulis yang bertanggung jawab, kita tidak perlu ikut memikulnya.

 

Tetapi kita juga tidak boleh salah menyampaikan isi penjelasannya, jika salah menyampaikannya, juga harus menanggungnya; jadi hanya menyampaikan seperti apa yang telah dia katakan.

 

Zaman dulu seorang penceramah harus memenuhi syarat telah mencapai pencerahan, terlebih-lebih seorang penulis yang hendak mempublikasikan karya tulisnya, mesti memenuhi syarat telah mencapai pencerahan.

 

Jadi insan zaman dulu beda jauh dengan orang zaman now, insan zaman dulu takut generasi berikutnya akan mengkritik hasil karyanya, andaikata karya tulisku dicetak dan dipublikasikan, kelak orang lain akan menyalahkan diriku, maka itu artikelnya akan diedit dan diperiksa hingga berulang kali.

 

Puisi yang ditulis oleh Guru Li, melalui edit selama 70-80 tahun, tiap tahunnya dilakukan perbaikan. Setelah melewati usia 80 tahun barulah mempublikasi sebagian hasil karyanya, sebagian lagi dirasakan kurang yakin, makanya tidak berani dipublikasikan. Setelah beliau wafat, murid-muridnya mempublikasi hasil karyanya tersebut.

 

Saya pernah berguru pada Profesor Fang Dongmei, beliau wafat pada usia 79 tahun, kala itu saya sedang memberi ceramah di Hong Kong, dengan perkataan lain, Guru Fang selama 79 tahun tidak pernah menerbitkan satu buku pun, sekarang sudah ada yang disebut sebagai “Koleksi karya Mr.Fang Dongmei”, semasa hidupnya, beliau tidak berani mempublikasikan hasil karya sendiri, takutnya di dalamnya terdapat kesalahan. Makanya beliau sering memeriksa kembali hasil karyanya, mengapa demikian? Oleh karena tiap tahun kondisi batin itu tidaklah serupa.

 

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 November 2012

 

講經不能隨便講,知之為知之,不知為不知,不清楚的地方念過就可以,不用加以解釋,解釋錯了可麻煩了。現在我們哪有這種能力?所以老師教我們講註解,註的人他負責任,我們不負責任。我們不能把他的註講錯,把他的註講錯,那是我們負責任;我們照他註講,沒講錯,他負責任。這就是說過去,講經要開悟,著述那更要開悟,不開悟你沒成熟。所以古人跟今人不一樣,古人怕後人批評,我的東西印出去,將來後人會指責我,所以千錘百鍊。李老師寫的詩,經過七、八十年改,年年都拿來改。八十多歲了,出一部分,還有一部分自己沒有把握的不敢出,死了以後,後人替他出版。我跟方東美先生,方老師七十九歲過世,那年我在香港講經;換句話說,方老師七十九歲沒有出過一本書,現在有《方東美先生全集》。在世的時候不敢出來,怕裡頭有錯誤。所以著作自己常常看,常常修改,為什麼?年年境界不一樣。

 

文摘恭錄二零一二淨土大經科註  (第二十四集)  2012/11/20  香港佛陀教育協會  檔名:02-040-0024

 

 

 

 

 

Guru Fang selama 79 tahun tidak pernah menerbitkan satu buku pun, sekarang sudah ada yang disebut sebagai “Koleksi karya Mr.Fang Dongmei”, semasa hidupnya, beliau tidak berani mempublikasikan hasil karya sendiri, takutnya di dalamnya terdapat kesalahan. Makanya beliau sering memeriksa kembali hasil karyanya, mengapa demikian? Oleh karena tiap tahun kondisi batin itu tidaklah serupa.

 

Ketika saya mengikuti pelajaran beliau, saya selalu menulis catatan. Posisi kami saling berhadapan, saya duduk di bangku barisan paling depan. Beliau melihat saya sibuk menulis catatan.

 

Kali ketiga, beliau memanggil saya ke kantornya, bertanya : “Apakah kamu mencatat apa yang saya sampaikan di kelas?” Saya menjawab iya. “Buat apa kamu mencatatnya?” Saya jawab, takut lupa.

 

Guru berkata, tidak ada gunanya, seharusnya fokuskan pikiran mendengar apa yang disampaikan, lagi pula kondisi batinmu tiap tahun tidaklah serupa, apa yang kamu tulis pada tahun ini, tahun berikutnya tidak bisa dipakai lagi, menyia-nyiakan tenaga dan waktu untuk mencatat.

 

Saya pikir-pikir cukup beralasan juga, makanya selama 10 tahun mengikutinya, buku catatanku cuma segitu tebalnya, dua buku tulis, yang terisi cuma sepertiga saja, setiap buku tulis cuma terisi sepertiga saja, selama 10 tahun.

 

Guru menekankan pada pencerahan, bukan pada menghafal, buat apa anda mengingatnya? Terhadap murid yang berbeda maka metode pengajaran yang diterapkan juga berbeda.

 

 

Saya memiliki seorang teman sekelas yang bernama Zhou Jialin, setiap perkataan Guru juga dicatatnya, sudah mirip dengan diktat kuliah, buku catatannya bertumpuk-tumpuk di sana, tetapi Guru tidak memprotesnya.

 

Setelah saya menjadi Bhiksu, barulah Guru memberitahukan padaku, di hati beliau telah mempersiapkan dua orang murid untuk menjadi penerusnya, satunya adalah diriku, satunya lagi adalah Zhou Jialin.

 

Menurut Guru, Zhou Jialin mempunyai dasar Bahasa Mandarin yang lebih bagus daripada diriku. Kenyataannya memang begitu, Zhou Jialin lebih tua usianya 7 tahun dariku, dia telah menghafal buku klasik yang tidak sedikit jumlahnya, memiliki dasar ilmu bahasa yang lebih tebal daripada diriku.

 

Sementara itu saya memiliki daya pencerahan yang lebih kuat daripada dirinya, respon-ku juga lebih cepat. Maka itu Guru menerapkan metode pengajaran yang berbeda pada diri kami berdua, Guru melarang diriku menulis catatan, sedangkan terhadap Zhou Jialin yang sibuk mencatat, Guru malah tidak mengomentarinya.

 

Kami berdua duduk di barisan bangku paling depan, namun metode pengajaran yang diterapkan Guru justru berbeda, beda bakat beda pula cara pengajarannya. Yang penting adalah daya pencerahan, tetapi hal ini juga tidak bisa dipaksakan.

 

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 20 November 2012

 

 

方老師七十九歲沒有出過一本書,現在有《方東美先生全集》。在世的時候不敢出來,怕裡頭有錯誤。所以著作自己常常看,常常修改,為什麼?年年境界不一樣。

 

  我早年跟他學,聽經寫筆記。我的座位,他講經聽經的座位,是跟他老人家面對面第一個座位,學講經的坐第一排。寫筆記,他看到了,面對面怎麼看不到?第三次,他就把我叫到房間裡,問我:你聽經是不是寫東西?是的。你寫來幹什麼?怕忘記。沒用,要精神貫注去聽,你的境界年年不一樣,你今年寫的到明年全部作廢了,你那個時間、精力浪費了。我一想很有道理,所以我跟他十年,我的筆記本大概只有這麼厚,兩本筆記本,大概只寫了三分之一,每一本只寫三分之一,十年。老師著重悟處,不重記問,你記它幹什麼?這都是老師教學因人而異。我還有個同學,周家麟,老師每句話他都記下來,就像講記一樣,他的聽經筆記一大堆一大堆堆在那裡,老師不說他。我出家的時候老師才告訴我,以前根本沒有,我相信沒有給任何人說過。他心目當中選了兩個傳人,我是一個,周家麟是一個。老師告訴我,周家麟的國文底子比你好。這是真的,他大我七歲,他私塾的底子很厚,這就是古書背過不少,國文底子比我厚。我的悟性比他強,我的反應很快。所以,老師對我們兩個人教法就不一樣,我不准寫筆記,那個寫再多筆記老師一句話不說。我們都坐第一排的,不一樣,因材施教。最重要的還是悟性,但這個東西不能勉強。

 

文摘恭錄二零一二淨土大經科註  (第二十四集)  2012/11/20  香港佛陀教育協會  檔名:02-040-0024